Jumat, 22 Oktober 2010

KISAH SEORANG ANAK YANG MEMILIKI KELAINAN MATA

Semangat KEBANGKITAN NASIONAL harus selalu ditanamkan dalam jiwa kaum pemuda karena mereka adalah generasi penerus bangsa dimana mereka adalah salah satu faktor penentu kemajuan bangsa. Bangsa itu akan maju,jalan ditempat atau mundur adalah tugas bagi para pemudanya dalam memajukan kesejahteraan bangsa. Semangat pemuda dalam kebangkitan nasional memang sebagian telah tercermin dalam diri para pemuda.Salah satu buktinya adalah KISAH SEORANG ANAK YANG MEMILIKI KELAINAN MATA.
 "LAELY" panggilan dari teman-temannya adalah seorang  gadis yang didiagnosa dokter memiliki kelainan mata yaitu katarak. Setiap pagi dia harus berusaha bangun lebih awal karena dia harus menempuh perjalanan ke sekolah dengan jarak yang tidak sedikit. Dengan mengayuh sepeda dia berjuang mendapatkan apa yang dia cita-citakan selama ini yaitu membahagiakan orang tuanya. Dalam setiap kayuhannya selalu terfikir dalam benaknya yaitu orang tuanya, orang tua yang selalu memberikan yang terbaik untuknya meskipun hidupnya tak berkecukupan. Setelah dia sampai di sekolahnya dia segera memarkirkan sepedanya ditempat parkiran yang biasa dia pakai untuk memarkirkan sepeda tuanya. Sesampainya di kelas, dia menaruh tas yang telah berlubang dan terlihat kusam itu di tempat duduknya.Dia duduk seorang diri karena tak ada seorang pun teman yang mau duduk dengannya jikalau ada itu pun hanya memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas temannya. Entah apa yang ada di fikiran temannya sehingga teman-temannya selalu menjauhinya dengan alasaan yang tidak masuk akal. Meskipun begitu ia tak pernah merasa rendah diri, dia selalu berjuang mencapai cita-citanya. Mengingat dahulu disekolah dasar dia pernah terpaksa berhenti sekolah karena biaya yang tidak mendukung. Setelah 5 tahun menanti sampai memiliki biaya akhirnya dia bisa melanjutkan sekolahnya kembali dan kini sampai pada Sekolah Menengah Pertama. Sejak saat itu dia memiliki tekad untuk terus memperjuangkan masa depannya. Selepas pulang sekolah dia membantu ibunya yang tidak muda lagi, dia mengerjakan pekerjaan yang setiap hari ia lakukan. Pada malam hari dia belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya hanya dengan berbekal buku pelajaran dan kaca pembesar yang dia gunakan untuk membaca buku yang dia pinjam dari perpustakaan sekolahnya .Ayahnya yang sudah tua bekerja tak tentu, membanting tulang dengan penghasilan yang tak bisa dikatakan cukup untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari. Namun, jiwa yang dimiliki Laeli sama dengan jiwa yang dimiliki ayahnya yaitu pantang menyerah. Ayah Laeli selalu berusaha keras mengupayakan kebahagiaan anak dan istrinya. Apalagi ditambah beban penyakit katarak yang dimiliki Laeli karena mau tak mau Laeli harus melakukan operasi untuk menyembuhkan matanya. Ternyata memang keringat dari ayahnya tak hanya menetes sia-sia dia mampu menjadi anak kebanggaan dari orang tua maupun sekolahnya.Dia mampu menjadi juara Olimpiade matematika tingkat internasional. Pencapaian ini adalah suatu  yang harus kita jadikan suri tauladan untuk menggapai cita-cita kita. Jika para pemuda Indonesia sebagian besar memiliki jiwa seperti Laeli pasti Indonesia mampu bangkit mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa didunia. Dari situlah kita petik pelajaran berharga dari kisah Laeli seorang anak yang memiliki kelainan mata, bahwa manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun kekurangan yang kita punya tidak menjadi halangan bagi kita untuk putus asa dalam menjalani kehidupan dan meraih cita-cita.



Sabtu, 16 Oktober 2010

JIWA PEMUDA DAHULU HINGGA SEKARANG

Jiwa kepemudaan dahulu hingga sekarang memang memiliki perkembangan. pemuda dahulu memiliki jiwa patriotisme yang cukup tinggi. terbukti pada 8 Oktober 1928 dilaksanakannya sumpah pemuda .
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya. jiwa itu yang sebenarnya harus selalu diterapkan oleh para pemuda sekarang karena sebenarnya INDONESIA belum terlepas dari belenggu penjajah.Mungkin memang pada tahun 1945 INDONESIA telah memproklamasikan kemerdekaannya. namun kemerdekaan yang sesungguhnya belum dirasakan betul oleh bangsa Indonesia penjajahan sekarang bukan dalam artian penjajah dahulu sebelum kemerdekaan Indonesia yaitu penjajah yang memberontak dan bertindak semena-mena terhadap bangsa. penjajahan sekarang yang dirasakan bangsa Indonesia adalah belenggu dari masalah sosial,ekonomi,dan kebudayaan. masalah-masalah itu yang menjadi tuntutan bagi para pemuda Indonesia untuk memperbaiki keadaan bangsa yang masih belum merdeka seutuhnya. Jiwa-jiwa patriotisme yang harus selalu tertanam dalam jiwa pemuda.